PERTEMUAN
1
KURIKULUM
2013
Kurikulum 2013 dirancang untuk
memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi
dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi
dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi
dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua
mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.
Berikut adalah perbedaan antara
Kurikulum 2013 dengan KTSP
No
|
Kurikulum
2013
|
KTSP
|
1
|
SKL
(Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud
No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk
Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69,
dan 70 Tahun 2013
|
Standar
Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah
itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23
Tahun 2006
|
2
|
Aspek
kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
|
lebih
menekankan pada aspek pengetahuan
|
3
|
di
jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
|
di
jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
|
4
|
Jumlah
jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit
dibanding KTSP
|
Jumlah
jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding
Kurikulum 2013
|
5
|
Proses
pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu
standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
|
Standar
proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
|
6
|
TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan
sebagai media pembelajaran
|
TIK
sebagai mata pelajaran
|
7
|
Standar
penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
|
Penilaiannya
lebih dominan pada aspek pengetahuan
|
8
|
Pramuka
menjadi ekstrakurikuler wajib
|
Pramuka
bukan ekstrakurikuler wajib
|
9
|
Pemintan
(Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
|
Penjurusan
mulai kelas XI
|
PERTEMUAN
2
PARADIGMA
PENDIDIKAN
Pergeseran paradigma proses
pendidikan dari pengajaran ke pembelajaran telah memberi tantangan baru bagi
guru dalam melaksanakan tugasnya di kelas. Peserta didik yang akan difasilitasi
untuk dapat mencapai hasil
belajar atau kompetensi yang diharapkan
tidak semuanya memiliki karakteristik dan
kemampuan yang sama. Demikian pula dengan unsur penunjang belajar selain
guru yang tidak seragam dimiliki oleh setiap sekolah. Kedua hal yang telah
disebutkan ini akan dapat menjadi hambatan belajar bagi siswa jika tidak
diatasi secara tepat. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah
menggunakan berbagai pendekatan, metode, media dan sarana pendukung
lainnya yang disesuaikan dengan jenis dan sifat hambatan belajar yang
dihadapi oleh peserta didik. Aktifitas belajar mengajar yang berlangsung dalam
kelas dikendalikan dan dikontrol langsung oleh guru. Oleh sebab itu maka guru
dituntut untuk lebih kreatif mengamati berbagai persoalan yang terjadi
saat proses berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diharapkan guru
akan mampu melakukan berbagai inovasi pembelajaran, baik berupa
pendekatan maupun metode, media atau hal lain yang dapat diterapkan saat
mengajar sesuai dengan karakteristik bahan ajar serta kondisi siswa yang
diajar. Mata pelajaran kimia seperti halnya pelajaran lainnya memiliki
karakteristik tertentu. Ilmu kimia merupakan pengetahuan teoritis tentang
materi yang kebenarannya dapat dijelaskan dengan logika matematika. Sebagian
aspeknya bersifat kasat mata yang dapat dibuat fakta kongkritnya dan sebagian
aspek yang lain bersifat abstrak akan tetapi kebenarannya tetap dapat
dibuktikan dengan logika matematika sehingga rasionalitasnya dapat dirumuskan
atau diformulasikan. Karakteristik ini harus dipahami oleh guru kimia sebagai
dasar untuk menyusun strategi pembelajarannya. Dengan mempelajari karakteristik
setiap materi/konsep yang akan diajarkan oleh seorang guru kimia, maka
diharapkan dapat memilih model, pendekatan,
dan metode yang sesuai serta
mengembangkan berbagai media pembelajaran
yang dapat memudahkan siswa untuk memahaminya.
Tingkah laku manusia terdiri
dari beberapa aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada
aspek-aspek tersebut yaitu: pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan,
apresiasi, emosional, hubungan sosial,
jasmani, etika, sikap, dan lain-lain. Jika seseorang
telah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi perubahan pada salah satu atau
beberapa aspek tingkah laku tersebut.
PERTEMUAN
3
TIK
DALAM PEMBELAJARAN
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) tidak terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi dan
perkembangan komputer. Sejarah perkembangan TIK dimulai dari ditemukannya
tulisan yang digunakan oleh bangsa Sumeria dengan menggunakan simbo-simbol yang
dibentuk dari piktograf. Simbol ini mempunyai bentuk bunyi yang cara
penyebutannya berbeda sehingga dapat disimpulkan bahwa bangsa Sumeria telah
mengenal bahasa dan tulisan pada masa itu. Selain itu, terdapat tulisan hieroglif
yang dikembangkan oleh orang-orang Mesir. Perkembangan tersebut terus mengalami
peningkatan dengan ditemukannya media cetak seperti telegraf yang merupakan
sistem pengiriman tulisan dengan menggunakan pulsa listrik melalui kabel
tunggal. Tulisan yang dikirimkan berupa simbol-simbol atau kode sederhana yang
mewakili suatu pesan.
Perkembangan selanjutnya adalah
penemuan telepon yaitu alat untuk mengirimkan suara ke tempat yang dituju
yang memerlukan kabel untuk mengirimkan pesan. Perkembangan selanjutnya adalah
penemuan radio. Radio (audio) dikembangkan karena adanya kelemahan pada
telegraf dan telepon, alat komunikasi yang ada pada saat itu. Pada telegraf
maupun telepon, diperlukan kabel untuk mengirimkan pesan. Sehingga hanya
tempat-tempat yang terhubung kabel saja yang dapat dijangkau oleh kedua alat
ini. Untuk itulah para peneliti kemudian bekerja keras untuk menemukan alat
komunikasi baru yang tidak mengandalkan kabel sebagai perantaranya.
Selanjutnya, ditemukannya televisi yang merupakan alat komunikasi yang dapat
menampilkan gambar dan suara.
Komputer elektronik pertama
beroperasi pada tahun 1943. Komputer merupakan salah satu bentuk teknologi yang
digunakan untuk menyampaikan informasi. Perkembangan TIK dalam pembelajaran
dimulai dari ditemukannya alat audio visual yang selanjutnya berkembang menjadi
media interaktif, multimedia dan sekarang adalah jaringan. Interaktif
adalah komunikasi dua arah antara media dengan pengguna dalam bentuk
stimulus-respon. Multimedia adalah integrasi seluruh komponen baik interaktif,
transisi, audio, visual, warna, animasi dan hypertexs. Sedangkan, jaringan
adalah informasi disimpan di server dan pengguna dapat mengakses dari mana saja
dan kapan saja.
Sejarah perkembangan dan pemanfaatan
TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005)
membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana dilustrasikan pada
gambar berikut:
Gambar. Fase Perkembangan TIK
1. Fase
pertama (akhir 1970an – awal 1980an) adalah fase programming, drill and
practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang
menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran
matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori
jangka pendek.
2. Fase
kedua (akhir 1980an – awal 1990an) adalah fase komputer based training
(CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase
ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan
komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses
pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi,
dan video. Sebagian bisa belajar dengan baik apabila mempergunakan indra
penglihatan, seperti menonton film/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik
apabila mendengarkan atau membaca.
3. Fase ketiga
(awal 1990an) adalah fase Internet-based training (IBT) latihan berbasis
internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya
saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan
animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan
pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
4. Fase
keempat (akhir 1990an – awal 2000an) adalah fase e-learning yang
merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web
yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus
dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system).
Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi
sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak
LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak
memahami materi yang telah dibacanya.
5. Fase
kelima (akhir 2000) adalah fase social software + free and open content.
Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan
konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang
selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep
pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam
konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi
dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan
pendapat.
PERTEMUAN
4
TIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI
Pendidikan jasmani yang merupakan
pendidikan dengan mengoptimalkan aktivitas fisik/gerak dalam proses
pembelajarannya akan sangat terbantu dengan adanya TIK dalam menunjang
pembelajaran jarak jauh. Dalam proses pembelajaran penjas sangat memerlukan
demonstrasi untuk menyampaikan materi. Dan ini dalam pembelajaran jarak
jauh ini tidak mungkin dilakukan tanpa memanfaatkan TIK dalam proses
pembelajarannya. Dalam pembelajaran jarak jauh dalam pembelajaran pendidikan
jasmani, beberapa produk teknologi seperti komputer didayagunakan untuk
mendukung kegiatan belajar para pembelajar seperti siaran televisi, tape
cassette, video film, siaran radio, slide, dan sebagainya. Dengan bantuan
teknologi informasi dan komunikasi tersebut, para pembelajar mendapat
bantuan berupa informasi pelengkap bagi materi pembelajaran yang sedang
atau telah mereka pelajari.
Dengan adanya TIK, demonstrasi
gerakan olahraga yang diajarkan dapat melalui video-video atau dengan CD-CD
pembelajaran yang telah dirancang sedemikian rupa. Dalam pengayaang materi
pembelajaran penjas dapat memanfaatkan teknologi internet. Internet
memungkinkan peserta didik mengakses informasi yang dibutuhkan dalam
pembelajaran. Namun, yang perlu diingat guru harus menyiapkan situs-situs yang
harus dikunjungi oleh peserta didik. Untuk evaluasi terutama yang berkaitan
dengan keterampilan gerak dapat menggunakan video yang telah diisi rekaman
gerak visual siswa yang dapat di kirim atau di posting ke internet untuk mendapat penilaian dan feedback dari
tutor.
Tidak diragukan lagi belajar jarak
jauh (distance learning) merupakan alternatif pendidikan yang memiliki
prospek yang baik dalam perkembangan di masa yang akan datang. Apalagi bila
mengingat kondisi Indonesia yang memiliki banyak pulau yang tersebar maka
peluang terselenggaranya distance learning semakin terbuka lebar.
Namun masih banyak kendala yang dihadapi dalam menerapkan program belajar
jarak jauh ini. Kendala-kendala tersebut terutama berkaitan dengan penggunaan
internet baik dari segi fasilitas maupun ketersediaan sumber daya manusia dan
sumber informasi. Beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu :
1. Rendahnya
konsistensi peserta didik. Rendahnya pengawasan dan tingkat kemandirian peserta
didik dapat menyebabkan konsistensi peserta didik mengikuti pembelajaran juga
rendah. Akibatnya banyak peserta didik yang tidak meneruskan mengikuti program Distance
Learning.
2. Infrastruktur
jaringan internet masih kurang atau akses internet sulit diperoleh. Jaringan
telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia untuk mengakses
internet, terutama di daerah-daerah terpencil.
3. Kurangnya penguasaan
Bahasa Inggris. Bahasa Inggris masih mendominasi internet termasuk
informasi-informasi pendidikan. Kondisi ini menjadi penghambat akses informasi
melalui internet karena masyarakat Indonesia banyak yang memiliki keterbatasan
dalam menguasai bahasa Inggris
4. Tenaga kependidikan
belum siap. Untuk mengoperasikan komputer diperlukan keterampilan menggunakan
komputer. Saat ini banyak tenaga kependidikan yang belum mahir mengoperasikan
komputer sehingga sangat sulit untuk menggunakan layanan internet.
5. Masyarakat masih belum bisa menerima
sepenuhnya hal-hal baru secara langsung dan kurangnya dukungan pemerintah.
Untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut di atas maka diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya,
diantaranya:
1. Peningkatan
penyebaran jaringan dan fasilitas internet yang memadai oleh server-server
dan penyedia layanan internet;
2. Memberikan
semacam sosialisasi bahwa penggunaan internet itu tidak mahal, tergantung
kepentingan kita. Bandingkan dengan biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk
pengembangan fisik pendidikan (buku-buku, alat-alat, dan gedung sekolah);
3. Pemberian pengetahuan dan
bimbingan kepada tenaga pendidik agar bisa mengoperasikan internet dan
meningkatkan kualitas pembelajaran;
4. Perlu dipikirkan
akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Penggunaan Internet
devices lain seperti Internet TV diharapkan dapat menolong;
5. Tempat akses
Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolah,
dan bahkan melalui warung Internet.
6. Isi atau content
yang berbahasa Indonesia masih langka. Untuk itu perlu kita upayakan
kegiatan-kegiatan atau inisiatif untuk memperkaya materi yang ditujukan kepada
masyarakat Indonesia. Proses ini harus dilakukan secara sadar dan proaktif;
7. Memberikan
kesadaran kepada masyarakat bahwa suatu hal tidak akan menjadi berkualitas
apabila kita tidak melakukan pembaharuan/inovasi terlebih dahulu. Juga perlu
diberi kesadaran tentang pentingnya belajar di mana saja walaupun tidak berada
di kelas.
PERTEMUAN
5
PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN JARAK
JAUH
Menurut Rosenberg (2001), dengan
berkembangnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ada lima pergeseran
di dalam proses pembelajaran yaitu: (1) pergeseran dari pelatihan ke
penampilan, (2) pergeseran dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3)
pergeseran dari kertas ke online atau saluran, (4) pergeseran fasilitas
fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) pergeseran dari waktu siklus ke
waktu nyata.
Sebagai media pendidikan komunikasi
dilakukan dengan menggunakan media media komunikasi seperti telepon, komputer,
internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan
media-media tersebut. Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini guru dapat
memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula
siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber
melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau
internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber
teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan
dengan menggunakan internet. Aplikasi dan potensi TIK dalam pembelajaran di
sekolah yang dikembangkan oleh guru dapat memberikan beberapa manfaat antara
lain.
a. Pembelajaran
menjadi lebih interaktif, simulatif, dan menarik
b. Dapat
menjelaskan sesuatu yang sulit / kompleks
c. Mempercepat
proses yang lama
d. Menghadirkan
peristiwa yang jarang terjadi
e. Menunjukkan peristiwa yang
berbahaya atau di luar jangkauan
Pendidikan berbasis TIK merupakan
suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengoptimalkan penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai sumber belajar dan sebagai medium penyampaian
pesan dalam pembelajaran. Pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan dimulai dari
masuknya media dalam pembelajaran diikuti dengan berkembangnya teknologi AVA
serta masuknya teknologi komputer dalam pendidikan yang memicu lahirnya ragam
pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Penggunaan/pemanfaatan
TIK dalam bidang pendidikan dapat digunakan secara offline dan online.
Secara offline, program TIK yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan
yaitu pemetaan konsep, drill, tutorial games, simulasi, CD-interaktif, dll.
Sedangkan, secara online program TIK yang dapat dimanfaatkan yatu e-learning,
online learning, blended learning, mobile e-learning, web based, dll dan
untuk pembelajaran jarak jauh seperti distance education, dual mode
education, virtual education, virtual university, dll.
Secara umum penggunaan TIK dalam
bidang pendidikan terutama di sekolah-sekolah banyak digunakan sebagai sumber
belajar dan media pembelajaran. Sebagai sumber pembelajaran, pemanfaatan TIK
dapat menjadi sumber belajar untuk menjawab kebutuhan informasi baik oleh guru
maupun siswa. Sedangkan, sebagai media pembelajaran, TIK memiliki tujuan agar
pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh peserta didik. TIK sebagai
sumber belajar dan sebagai media pembelajaran berfungsi untuk menjawab
kebutuhan informasi, layanan yang cepat dan murah serta informasi terkini yang
bisa diperoleh.
TIK sebagai sumber informasi dalam menjawab kebutuhan informasi, guru harus
mampu mengintegrasikan TIK sebagai sumber belajar, memastikan alamat situs yang
akan dikunjungi peserta didik, mengembangkan LKS sesuai dengan materi yang
diajarkan serta membuat refleksi diri. Dalam memberikan layanan cepat dan
murah, TIK bermanfaat dalam meninggalkan kebiasaan menggunakan satu sumber
belajar dan menggunakan aneka sumber belajar serta mengefektifkan penggunaan
internet. Penggunaan TIK sebagai sumber belajar dapat menyediakan informasi
secara cepat yaitu terkoneksi ke semua sistem jaringan perpustakaan serta
informasi terkini/baru yaitu informasi secara terbaru diperbaharui.
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, penggunaan TIK dapat juga dapat dipakai
sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Jaringan internet dapat
dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran penjas. Internet dapat
menyediakan segala informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik maupun guru.
Namun, dalam pemanfaatan internet bagi peserta didik, guru harus mengawasi
siswa dalam penggunaan internet seperti menyiapkan situs-situs yang akan
dikunjungi siswa, menyediakan lembar kerja siswa, dan lain-lain. Internet
juga dapa dimanfaatkan untuk akses ke perpustakaan, akses ke pakar, menyediakan
fasilitas mesin pencari data, dan lain-lain.
TIK juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani. Penggunaan
media dalam pembelajaran pendidikan jasmani bisa berupa slide presentation,
CD-Interaktif, video tutorial, film bertemakan olahraga, multimedia, jaringan
dan lain-lain. Penggunaan media sebagai pendidikan jasmani dirasakan
sangat penting karena TIK dapat membantu guru dalam menyampaikan materi
terutama yang berhubungan dengan gerak. Gerak-gerak dalam penjas sangat
kompleks, mulai dari gerakan yang mudah sampai pada gerakan-gerakan yang cukup
sulit yang dalam pelaksanaannya berlangsung sangat cepat. TIK melalui video
tutorial dapat membuat gerakan yang berlangsung dengan cepat diatur tampilannya
dengan slow motion agar tahapan-tahapan dari gerak tersebut dapat
diamati oleh siswa dan masih banyak lagi manfaat TIK yang digunakan sebagai
media pembelajaran yang efektif dalam mengajarkan keterampilan gerak.
Ada beberapa kelebihan dari
penggunaan TIK dalam pendidikan, yaitu: (1) kelas tidak membutuhkan bentuk
fisik, (2) program dapat di-update secara cepat, (3) interaksi dapat bersifat real
time, (4) mengakomodasi seluruh proses belajar, (5) dapat diakses dari
lokasi mana saja, (5) materi dirancang secara multimedia, (6) peserta belajar
terhubung keseluruh perputakaan dunia. Sedangkan, kelemahan dari penggunaan TIK
dalam pendidikan adalah buruknya perencanaan penggunaan sehingga tidak sesuai
kebutuhan, pengguna tidak mengenal secara baik sistem yang digunakan, dan
permasalahan bendwidth yang kecil.
Selain keuntungan dan kelemahan penggunaan TIK di atas, ada beberapa
kendala yang dihadapi dalam pengaplikasian TIK dalam bidang pendidikan di
Indonesia, yaitu: kesulitan dalam pengembangan program, infrastruktur yang
belum memadai, sumber daya manusia (pengelola) yang masih terbatas, peserta
yang masih gagap teknologi sehingga kurang dapat memanfaatkan teknologi yang
ada, proses transformasi teknologi, kultur belajar yang sulit berubah, serta
luasnya wilayah jangkauan dan belum meratanya kualitas penerimaan pesan
PERTEMUAN
6
Pembelajaran Jarak Jauh (Distance
Learning) dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Berbasis TIK
Pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi berlangsung bukan hanya terjadi di satu
tempat seperti di sekolah atau perguruan tinggi, melainkan dapat dilakukan di
banyak tempat yang berbeda. Pembelajaran pun tidak hanya terdiri dari satu
orang saja, melainkan banyak melibatkan orang. Setiap pembelajar dapat belajar
pada tempat dan waktu yang berbeda-beda. Cara belajar dari pembelajar yang
tidak terbatas dengan waktu dan tempat itulah yang disebut dengan pembelajaran
berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itulah lahirlah model-model
pembelajaran seperti computer based learning yang memunculkan
pembelajaran jarak jauh.
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah
suatu model pembelajaran yang membebaskan peserta didik untuk dapat belajar
tanpa terikat oleh ruang dan waktu dengan sesedikit mungkin bantuan dari orang
lain. Karena keterpisahan jarak inilah maka dalam PJJ materi pembelajaran
dikembangkan,dikemas dan disampaikan melalui media dalam berbagai jenis dengan
memanfaatkan TIK sehingga dapat digunakan peserta didik untuk belajar mandiri.
Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri, melainkan belajar dengan
prakarsa dan tanggungjawab sendiri dengan bantuan minimal dari orang lain.
Dalam sistem PJJ peserta didik
dituntut untuk belajar secara mandiri. Dengan demikian pelaksanaan PJJ atau distance
learning menerapkan cara belajar mandiri (individual learning).
Belajar mandiri dalam konteks sistem PJJ berdampak pada pemanfaatan TIK.
Artinya media dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajar. Media
teknologi tersebut dapat berupa media cetak, radio, televisi,komputer,
masyarakat awam, orang tua, atau media lain yang dapat digunakan untuk mengemas
materi pembelajaran.
Meskipun sistem pendidikan jarak
jauh mensyaratkan kemandirian siswa yang tidak mudah untuk dipenuhi, sistem ini
memiliki beberapa karakteristik yang menguntungkan dibandingkan dengan
pendidikan tatap muka, sebagai berikut.
1. Fleksibel yaitu
siswa pada sistem belajar jarak jauh dapat belajar tanpa pembatasan usia, tanpa
meninggalkan rutinitas pekerjaan dan terikat waktu belajar secara kelembagaan.
2. Efesiensi biaya
pendidikan yaitu biaya pendidikan relatif lebih murah dibandingkan dengan
pendidikan tatap muka.
3. Bahan ajar yang
dirancang untuk belajar mandiri dimana siswa memperoleh kemudahan dalam
mempelajari materi setiap mata kuliah karena bahan ajar disajikan dalam format
yang dikembangkan khusus untuk dapat dipelajari secara mandiri.
4. Dukungan suplemen dari media
pembelajaran lainnya dimana setiap bahan ajar pada umumnya dilengkapi dengan
video dan audio serta dilengkapi akses jaringan internet untuk bantuan belajar.
Disisi lain dalam sistem PJJ tentu
tidak mengandalkan kehadiran pengajar untuk sering bertatap muka dengan peserta
didik, karena tidak memungkinkannya peserta didik untuk sering datang ketempat
belajar pada waktu yang ditentukan oleh pengelola pendidikan. Oleh karena itu
kehadiran pengajar harus digantikan oleh kehadiran bahan belajar yang dirancang
khusus untuk dapat dipelajari secara mandiri,didiskusikan dengan teman kelompok
belajar, dan mungkin dibahas dengan tutor. Bentuk bahan belajar tersebut
biasanya dengan memanfaatkan TIK dalam berbagai kombinasi dari media cetak (modul),
program audio,program video, radio, TV, komputer, alat-alat praktik dan
praktikum,dan sebagainya.
Kehadiran media yang berbasis TIK
dalam sistem belajar jarak jauh berfungsi sebagai sumber belajar utama seperti
halnya guru dalam pembelajaran konvensional. Pemanfaatan sarana media yang
berbasis TIK ini memungkinkan terjadinya interaksi dan komunikasi antara
peserta didik dengan tenaga pengajar atau dengan bahan belajar,bahkan dengan
penyelenggaraan PJJ. Dengan demikian peserta didik dapat belajar dimana saja
dan kapan saja selama media belajar dan sarana komunikasi dua arah tersedia
sehingga memungkinkan peserta didik dan tenaga pengajarnya dapat berinteraksi
untuk membahas materi pembelajaran.
Pembelajaran jarak jauh erat
kaitannya dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
proses pembelajarannya. Sebab jarak yang memisahkan antara guru dan siswa
sangat memerlukan TIK sebagai alat pertukaran informasi dan komunikasi. Dengan
perkembangan TIK sekarang yang sangat maju jarak bukan lagi menjadi halangan
untuk belajar. Pembelajaran jarak jauh seiring dengan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi diantaranya memanfaatkan media komputer dengan
internetnya, sehingga pembelajaran jarak jauh sering pula disebut pembelajaran online.
Dengan menggunakan media komputer dan internetnya tersebut dapat menghubungkan
antara pembelajar dengan pengajarnya dalam pembelajaran secara online.
1. Computer based learning,
pembelajaran bersifat offline dan biasa digunakan dalam pembelajaran
kelas konvensional, yaitu kelas yang ada tatap muka antara guru dan siswa.
Pemanfaatan TIK dalam batas computer based learning biasanya digunakan
sebagai media pembelajaran, seperti: pemetaan konsep, drill, tutorial, games,
simulasi dan lain-lain.
2. Online learning, pembelajaran
bersifat online. Dalam online learning, pembelajaran dilakukan
dengan memanfaatkan internet sebagai sumber belajar/informasi (by
utilazation) yang berfungsi dalam melengkapi tugas terstruktur, pengayaan
materi, dan sebagai referensi penunjang
3. E-learning, pembelajaran
bersifat online yaitu pemanfaatan teknologi elektronik sebagai media
pembelajaran (by design).
4. Distance learning, pembelajaran
ang bersifat online yang merupakan integrasi dari seluruh sistem sebagai
penunjang pembelajaran jarak jauh berbasi TIK. Dalam distance learning yaitu
memanfaatkan teknologi elektronik dan jaringan sebagai sistem pembelajaran (by
design) yang dalam penerapannya merupakan aplikasi pendidikan jarak jauh
(SMP dan SMA Terbuka serta Universitas Terbuka)
Pembelajaran jarak jauh menerapkan
sistem pembelajaran yang tidak berlangsung dalam suatu ruangan kelas, sehingga
tidak ada interaksi langsung secara tatap muka antara pengajar dan
pembelajarnya. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, interaksi
antara pengajar dan pembelajar dapat dilakukan, baik dalam bentuk real time (waktu
nyata) atau a real time (waktu tidak nyata). Interaksi ini sangat
mungkin untuk dilakukan dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran
supaya mudah dijangkau pembelajar dalam mendapatkan materi pembelajaran atau
informasi-informasi lainnya, seperti media komputer dengan internetnya.
Interaksi dalam bentuk real time (synchronous) yang dapat dilakukan
antara lain melakukan interaksi langsung atau pertemuan secara online
(online meeting), real audio atau real video, facebook dan chatroom.
Sedangkan interaksi yang real time (synchronous) bisa dilakukan dengan mailing
list, discussion group, newsgroup, dan bulletin board. Dengan real
time menjadikan adanya interaksi antara pengajar dan pembelajar dapat
menggantikan interaksi langsung secara tatap muka, meskipun tidak sepenuhnya.
Pendidikan jasmani yang merupakan
pendidikan dengan mengoptimalkan aktivitas fisik/gerak dalam proses
pembelajarannya akan sangat terbantu dengan adanya TIK dalam menunjang
pembelajaran jarak jauh. Dalam proses pembelajaran penjas sangat memerlukan
demonstrasi untuk menyampaikan materi. Dan ini dalam pembelajaran jarak
jauh ini tidak mungkin dilakukan tanpa memanfaatkan TIK dalam proses pembelajarannya.
Dalam pembelajaran jarak jauh dalam pembelajaran pendidikan jasmani, beberapa
produk teknologi seperti komputer didayagunakan untuk mendukung kegiatan
belajar para pembelajar seperti siaran televisi, tape cassette, video film,
siaran radio, slide, dan sebagainya. Dengan bantuan teknologi informasi dan
komunikasi tersebut, para pembelajar mendapat bantuan berupa informasi
pelengkap bagi materi pembelajaran yang sedang atau telah mereka
pelajari.
Dengan adanya TIK, demonstrasi
gerakan olahraga yang diajarkan dapat melalui video-video atau dengan CD-CD
pembelajaran yang telah dirancang sedemikian rupa. Dalam pengayaang materi
pembelajaran penjas dapat memanfaatkan teknologi internet. Internet
memungkinkan peserta didik mengakses informasi yang dibutuhkan dalam
pembelajaran. Namun, yang perlu diingat guru harus menyiapkan situs-situs yang
harus dikunjungi oleh peserta didik. Untuk evaluasi terutama yang berkaitan
dengan keterampilan gerak dapat menggunakan video yang telah diisi rekaman
gerak visual siswa yang dapat di kirim atau di posting ke internet untuk mendapat penilaian dan feedback dari
tutor.
Tidak diragukan lagi belajar jarak
jauh (distance learning) merupakan alternatif pendidikan yang memiliki
prospek yang baik dalam perkembangan di masa yang akan datang. Apalagi bila
mengingat kondisi Indonesia yang memiliki banyak pulau yang tersebar maka
peluang terselenggaranya distance learning semakin terbuka lebar.
Namun masih banyak kendala yang dihadapi dalam menerapkan program belajar
jarak jauh ini. Kendala-kendala tersebut terutama berkaitan dengan penggunaan
internet baik dari segi fasilitas maupun ketersediaan sumber daya manusia dan
sumber informasi. Beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu :
1. Rendahnya
konsistensi peserta didik. Rendahnya pengawasan dan tingkat kemandirian peserta
didik dapat menyebabkan konsistensi peserta didik mengikuti pembelajaran juga
rendah. Akibatnya banyak peserta didik yang tidak meneruskan mengikuti program Distance
Learning.
2. Infrastruktur
jaringan internet masih kurang atau akses internet sulit diperoleh. Jaringan
telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia untuk mengakses
internet, terutama di daerah-daerah terpencil.
3. Kurangnya penguasaan
Bahasa Inggris. Bahasa Inggris masih mendominasi internet termasuk
informasi-informasi pendidikan. Kondisi ini menjadi penghambat akses informasi
melalui internet karena masyarakat Indonesia banyak yang memiliki keterbatasan
dalam menguasai bahasa Inggris
4. Tenaga kependidikan
belum siap. Untuk mengoperasikan komputer diperlukan keterampilan menggunakan
komputer. Saat ini banyak tenaga kependidikan yang belum mahir mengoperasikan
komputer sehingga sangat sulit untuk menggunakan layanan internet.
5. Masyarakat masih belum bisa menerima sepenuhnya
hal-hal baru secara langsung dan kurangnya dukungan pemerintah.
Untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut di atas maka diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya,
diantaranya:
1. Peningkatan
penyebaran jaringan dan fasilitas internet yang memadai oleh server-server
dan penyedia layanan internet;
2. Memberikan
semacam sosialisasi bahwa penggunaan internet itu tidak mahal, tergantung
kepentingan kita. Bandingkan dengan biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk
pengembangan fisik pendidikan (buku-buku, alat-alat, dan gedung sekolah);
3. Pemberian pengetahuan dan
bimbingan kepada tenaga pendidik agar bisa mengoperasikan internet dan
meningkatkan kualitas pembelajaran;
4. Perlu dipikirkan
akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Penggunaan Internet
devices lain seperti Internet TV diharapkan dapat menolong;
5. Tempat akses
Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolah,
dan bahkan melalui warung Internet;
6. Isi atau content
yang berbahasa Indonesia masih langka. Untuk itu perlu kita upayakan
kegiatan-kegiatan atau inisiatif untuk memperkaya materi yang ditujukan kepada
masyarakat Indonesia. Proses ini harus dilakukan secara sadar dan proaktif;
7. Memberikan
kesadaran kepada masyarakat bahwa suatu hal tidak akan menjadi berkualitas
apabila kita tidak melakukan pembaharuan/inovasi terlebih dahulu. Juga perlu
diberi kesadaran tentang pentingnya belajar di mana saja walaupun tidak berada
di kelas;
TIK Sebagai Media Pembelajaran dalam
Pendidikan Jasmani
Media merupakan alat yang
memungkinkan anak untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat
untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi
pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan. Dalam
perkembangan sekarang ini, TIK sudah banyak digunakan sebagai media
pembelajaran dengan tujuan agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh
peserta didik. TIK sebagai media pembelajaran digunakan untuk menyederhanakan
pesan, mengurangi verbalitas, menyamakan persepsi, menarik perhatian siswa,
menghemat waktu dll. Tujuan khusus TIK sebagai media pembelajaran adalah:
1.
Memberikan pengalaman belajar yang berbeda
2.
Menumbuhkan sikap dan keterampilan BTI
3.
Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
4.
Menjadikan belajar lebih efektif, efisien dan bermakna
5. Membuka
peluang belajar dimana dan kapan saja
6.
Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik
7.
Menjadikan belajar sebagai suatu kebutuhan
Penggunaan media pembelajaran yang
berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut
harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat
dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut.
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu
media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas
dalam keadaan siap pakai (media by utilization) dan media rancangan yang
perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan
pembelajaran tertentu (media by design). Media siap pakai (by
utilization) seperti: benda sebenarnya, lingkungan, nara sumber, fenomena
alam dll. Sedangkan, media yang di rancang (by design), seperti: grafis,
model, modul, paket terprogram, gambar dan foto, program audio, program video,
komputer interaktif, multimedia dan jaringan. TIK sendiri merupakan media
pembelajaran yang bersifat by design karena untuk menggunakannya perlu
dirancang secara khusus terlebih dahulu untuk maksud dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Ada beberapa kriteria dalam membuat
media pembelajaran yaitu kesederhanaan, keutuhan, keseimbangan dan ketegasan.
Kesederhanaan yaitu meliputi penggunaan huruf yang mudah dibaca, penggunaan
slide untuk 1 konsep, isi hanya mencakup inti materi dan penggunaan visual
untuk pesan yang kompleks. Penggunaan visual sebagai bagian dari pesan,
melengkapi pesan dan sebagai ilustrasi. Keutuhan merupakan keharmonisan dalam
kesatuan pesan, sehingga dalam pembuatan media pembelajaran pesan yang ingin
disampaikan harus dibuat secara utuh. Keseimbangan yaitu meliputi keserasian
tata letak desain pesan pada bidang slide atau transparansi. Dan, ketegasan yaitu
teknik memberi penekanan pada bagian tertentu yang dianggap penting.
Pendidikan jasmani merupakan
pendidikan yang melibatkan aktivitas jasmani/gerak dalam pembelajaran sehingga
penggunaan TIK sebagai media dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk lebih
mudah menyampaikan materi pembelajaran yang berhubungan dengan gerak.
Penggunaan media dalam pembelajaran pendidikan jasmani bisa berupa slide
presentation, CD-Interaktif, video tutorial, film bertemakan olahraga,
multimedia, jaringan dan lain-lain. Contoh pemanfaatan TIK sebagai media dalam
pembelajaran pendidikan jasmani yaitu:
1. Slide
presentation dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani
untuk menyampaikan materi terutama yang berhubungan dengan tujuan, penguasaan
konsep, pengertian materi yang diajarkan. Dalam slide presentantion dapat
dikombinasikan dengan gambar-gambar visual yang berhubungan dengan materi
pembelajaran agar menjadi lebih menarik dan pesan yang ingin disampaikan leih
mudah dimengerti oleh peserta didik
2. Video
tutorial juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Beberapa gerakan
dalam olahraga tidak bisa diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut
menjadi suatu rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan
tersebut siswa harus mengetahui tahapan-tahapan atau prosesnya secara perlahan.
Dengan penggunaan video tutorial yang dirancang sedemikian rupa, proses gerakan
yang tidak dapat diamati secara jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati
oleh siswa melalui gerakan “slow motion” melalui pemutaran video
tersebut.
3. Film
bertemakan olahraga. Dewasa ini banyak terdapat film-film yang bertemakan
olahraga. Pemutaran film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi
afektif yang ingin dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas,
seperti kerjasama, disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan
lain-lain. Melalui pemutaran film tersebut diharapkan siswa dapat mengambil
pesan-pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga.
Namun, dalam pemutaran film tersebut guru harus merancang sedimikian rupa,
mulai dari pemilihan film yang akan ditampilkan, menyiapkan lembar kerja siswa
untuk dikerjakan selama proses pembelajaran dll.
Ada beberapa kendala yang dihadapi
dalam penggunaan TIK sebagai media pembelajaran dalam pendidikan jasmani,
yaitu:
1. Kontrol
ada di tangan pengguna dalam hal ini guru sehingga dalam merancang dan
menggunakan TIK sebagai media pembelajaran guru harus merancang dengan teliti
agar penggunaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2. Proses
pembuatan media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama, namun media yang
telah dibuat dapat digunakan berkali-kali.
3. SDM yang
terbatas dalam hal ini guru. Sebagian guru pendidikan jasmani terutama di
daerah-daerah kurang mampu memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran.
4. Tidak ada
sentuhan kemanusian, saat pembelajaran berlangsung apabila menggunakan media
tidak ada interaksi yang terjadi sehingga unsur kemanusiaanya hampir tidak ada.
PENELITIAN BERBASIS TIK DALAM
PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
Ada beberapa teknologi informasi dan
komunikasi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian. Beberapa kawasan
penelitian berbasis TIK yaitu:
1. Computer
Based Learning yaitu penggunaan teknologi komputer dalam belajar dan
pembelajaran seperti slide presentation, video tutorial, games, simulasi, dan
lain-lain.
2. Online
Learning, yaitu pemanfaatan internet sebagai sumber belajar untuk
melengkapi tugas terstruktur, pengayaan materi, referensi dan lain-lain.
3. E-Learning,
yaitu penggunaan teknologi elektronik sebagai media pembelajaran seperti: blended
learning, audio conferencing, video conferencing, web learning dan
lain-lain
4.
Distance Learning, yaitu pemanfaatan teknologi elektronik dan jaringan
sebagai sistem pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran jarak jauh
seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
Menurut hasil penelitian yang
dilakukan ada beberapa keuntungan yang didapatkan dengan penggunaan TIK dalam
pendidikan, yaitu:
1. Kualitas
siswa jauh lebih baik dibanding kelas konvensional
2. Siswa
antusias mengikuti dan menyelesaikan keseluruhan proses
3. Adanya
tingkat kepuasaan pada siswa
4. Siswa
dapat menyelesaikan seluruh fungsi sistem dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar